Senin, 05 Januari 2009

Jogjakarta, The Last Trip in 2008



Lengkap sudah acara nggembel saya di tahun 2008 ini. Semua daftar tempat yang ingin saya kunjungi di resolusi 2008 sudah tercontreng dengan sempurna! Bahkan sampai surplus :p. Dan tempat terakhir yang terjajah itu adalah Jogjakarta. Kota yang terkenal dengan angkringan, gudeg, malioboro dan tentu saja Pasar Kembangnya :p.



Untuk kali ini moda transportasi yang sengaja saya pilih adalah bus. Alasannya agak-agak emosional sih, yaitu saya masih menyimpan dendam sama PT KA yang telah tega menelantarkan saya di gerbong (lebih mengenaskan lagi: sela-sela gerbong) keretanya. Padahal saya sudah membayar tiket penuh dan itu kereta kelas bisnis! Memang sungguh tidak professional perusahaan satu ini.



Mau mujur malah ancur, itulah ceritanya. Saya pikir dengan naik bus tingkat deritanya tidak akan sebegitu menyakitkan seperti halnya naik kereta. Tapi ternyata sama saja, bikin naik pitam. Bahkan dari awal keberangkatanpun sudah menjengkelkan. Jadwal yang molor hampir satu jam (oke, ini masih bisa saya maafkan), kondisi bus yang ternyata jauh dari deskripsi awal yang digembar-gemborkan oleh sang agen, sampai dengan hal yang satu ini. Ini yang membuat saya marah dan jengkel sama pihak agen bus. Bagaimana tidak, setelah sebelumnya saya menanyakan masalah nomor tempat duduknya bagaimana dan dia menjawab : “ Tenang, masih banyak yang kosong, kok.” Ternyata pas bus mau berangkat saya gelagapan sendiri mencari-cari kursi kosong. Bus sialan itu sudah penuh sepenuh-penuhnya! Akhirnya setelah ngotot dengan pihak agen dapatlah saya tempat duduk di bagian paling depan yang sebenarnya ini juga kursinya sangat tidak layak. Tapi ya sudahlah, daripada saya harus memilih opsi pertama yang ditawarkan, yaitu duduk manis di dek belakang yang sempit dan gelap. Oh tidak! Saya phobia ruang sempit. Bisa-bisa saya mati lemas jika memilih duduk di situ.



Dasar bus ga elit. Sudah di perjalanan pun masih saja bikin masalah. Dan tahu kali ini apa? Yeap, di subuh buta bannya kempes. Cakep! Dan sebagai bonusnya (syukurlah ini adalah cobaan terakhir, fyuhhh), bannya kempes sekali lagi. Makin cakep! Untung hanya dua kali. Coba saja kalau sampai kejadian tiga kali. Bisa-bisa bus ini dibakar massa saking kesalnya. Dan perjalanan Bekasi-Jogja akhirnya ditempuh dengan penuh perjuangan selama 11 jam SAJA! Hebat!
Oke, cukup acara ngomel-ngomelnya. Saya ini kan, mau refreshing biar awet muda. Bukan malah marah-marah yang hanya bikin cepat tua. Betul?



Sebagai manusia normal yang masih punya rasa lapar dan haus, hal pertama yang saya lakukan saat menginjakkan kaki di kota ini adalah : MAKAN! Kebayang donk bagaimana laparnya semalaman tidak mengunyah makanan sama sekali karena bus memang tidak berhenti di rumah makan selama perjalanan. Alhasil, seporsi soto ayam plus-plus pun ludes dengan ganasnya. Hehe…, agak kaget juga ketika mendapati harga makanan di sini sangat murah. Jika dibandingkan dengan Bekasi, harga yang saya bayarkan untuk satu paket makanan tadi hanya bisa untuk membeli es teh manis. Bekasi memang kota yang mahal!



CITY TOUR!



Jalan-jalan edisi kali ini saya tidak membawa senjata wasiat bernama peta. Saya juga hanya sedikit mempelajari tentang wisata Jogja di internet. Selebihnya, saya hanya mengandalkan petuah-petuah dari guide maya saya (sungkem ke ndoro Aga). Untuk penginapan saya memilih hotel kelas kos-kosan di gang Sosrowijayan, yang jaraknya hanya 10 menit ngesot dari stasiun Tugu. Tentu saja karena alasan harga yang sangat murah. Dan karena ceritanya hanya city tour, jadinya saya hanya muter-muter sekitaran pusat kotanya.



From north to south. Dimulai dari stasiun Tugu di hari pertama. Bukan untuk sightseeing sih di sini, melainkan untuk mencari tiket kereta yang mungkin saja masih tersisa untuk jurusan Surabaya-Jakarta. Dan Alhamdulillah tiketnya sudah habis terjual. Jadi kan, tidak harus naik kereta lagi tuh :p. Hehe, malah dapat Batavia yang hanya 357 ribu :).



Dilanjutkan dengan jalan kaki menikmati jalur pedestrian yang lebar di sepanjang jalan Malioboro (only walk, without shop), mampir sejenak di benteng Vredeburg dan istirahat meluruskan kaki di perempatan gedung BNI sambil makan cemilan sebelum melanjutkan langkah ke alun-alun Selatan untuk uji nyali nabrak beringin. Indahhh…


on evening in Jogja

Oh iya, di hari pertama ini saya berkesempatan kopdar dengan salah satu teman maya mantan anggota Kuningan Blog (alm) bernama ibu Cicek a.k.a Sakurastan (multiply) a.k.a Tac (mirC) a.k.a Titik (nama sebenarnya). Bertemu manusia satu ini sungguh ribet. Janjian ketemu di stasiun Tugu, tapi dibela-belain muter-muter seluruh stasiun masih tidak ketemu juga. *ugh* Namun, setelah hampir putus asa mencari dan mencari kita berdua pun dipertemukan (bayangkan adegan slow motion Cinta sedang mengejar Rangga saat di bandara di film AADC) di depan pintu peron! Ealah…

cicek n me

Mumpung lagi ada di Jogja, acara makan malam saya memilih di warung lesehan yang jumlahnya puluhan di sepanjang jalan Malioboro. Tadinya ingin sekali mencoba merasakan sensasi ngopi-ngopi di angkringan Lik Man yang ada di sudut jalan sebelah stasiun Tugu. Tapi pas melihat penuhnya orang di situ, jadi males sendiri. No angkringan no cry la hay. Akhirnya hanya puas dengan gudeg dan ayam bakar. Set dah, ini ayam apa karet!?!



Hari kedua diisi dengan mengunjungi keraton, keluar-masuk gang sempit di Taman Sari dan sholat jumat di masjid Gedhe. Dan walaupun ada ratusan tukang becak yang meraung-raung menawarkan jasanya, saya lebih suka menyusuri kota dengan jalan kaki. Sehat, sehat, sehat dan gempor :p.



Sorenya saya meninggalkan kota menuju ke Prambanan naik transjogja (busway-nya Jogja :p). Selain menikmati pemandangan candi Prambanan dan menyempatkan nonton film tentang candi Prambanan (yang ternyata membuat saya mengantuk) yang ada di kompleks wisatanya, saya juga menyempatkan diri untuk ngojeg ke situs (bekas) Istana Ratu Boko, yang hanya terdiri dari puing-puing dan kambing-kambing belaka. Sayang sekali memang, untuk menuju ke sini saya harus mengingkari idealisme saya untuk selalu membudayakan jalan kaki karena saya sudah cukup lelah hari ini. walaupun sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh untuk ditempuh dengan jalan kaki dan terlalu dekat untuk naik ojheg. Ah, sudahlah. Lupakan saja.



Hari menjelang senja, dan saya pun melanjutkan perjalanan ke timur, pulang ke kampung halaman di Jawa Timur. Whoaaa…dari sini perjalanan naik bus cepat berasa lancar benerrr…!


1 komentar:

agen sbobet mengatakan...

nice trip..jogjakarta